ShopDreamUp AI ArtDreamUp
Deviation Actions
Kerlip lampu berdenyut merabun tuk kemudian menjelas saat saia kedipkan mata tuk kesekian kalinya
saia menyusuri refleksi diri saia yang kusam dan tampak ringkih di depan kaca yang bertirai tipis dan rapuh
saia dan refleksi ringkih saia yang tertembus kerlip lampu kota di kaca pemisah raga saia dengan udara kosong gelap di luar sana yang rupanya sedikit menggugah selera saia untuk terbang dalam hitungan detik itu tidak berdebat tentang siapa yang paling kontras dalam menciptakan sebuah imaji semu
saia dan hembus nafas saya yang mengembun yang dampaknya kaburkan ringkih refleksi raga saia di kaca setebal 10 mili itu tidak berdebat tentang siapa diantara kami yang lebih nyata wujudnya
iya, untuk kemudian tangan saia hanya bereaksi spontan usap hembus nafas saia di kaca itu untuk kemudian senyum dan kembali kosong karena yang saya lihat tetaplah imaji yang merabun dalam senyum palsu
tapi kini saya mencoba mengerti tuk tidak berlari terengah mengejar sesuatu yang jelas namun gelap di bawah sana.... iya dan saia membiarkan kaca itu tetap merabun untuk kembali saia khayalkan apa yang akan terjadi keesokan harinya.
saia menyusuri refleksi diri saia yang kusam dan tampak ringkih di depan kaca yang bertirai tipis dan rapuh
saia dan refleksi ringkih saia yang tertembus kerlip lampu kota di kaca pemisah raga saia dengan udara kosong gelap di luar sana yang rupanya sedikit menggugah selera saia untuk terbang dalam hitungan detik itu tidak berdebat tentang siapa yang paling kontras dalam menciptakan sebuah imaji semu
saia dan hembus nafas saya yang mengembun yang dampaknya kaburkan ringkih refleksi raga saia di kaca setebal 10 mili itu tidak berdebat tentang siapa diantara kami yang lebih nyata wujudnya
iya, untuk kemudian tangan saia hanya bereaksi spontan usap hembus nafas saia di kaca itu untuk kemudian senyum dan kembali kosong karena yang saya lihat tetaplah imaji yang merabun dalam senyum palsu
tapi kini saya mencoba mengerti tuk tidak berlari terengah mengejar sesuatu yang jelas namun gelap di bawah sana.... iya dan saia membiarkan kaca itu tetap merabun untuk kembali saia khayalkan apa yang akan terjadi keesokan harinya.
Blast!
Blast!
http://kusumayogi.blogspot.com
Fcukd up and raw images from ygksm.
:)
this account soon will be closed.
thx friends.
Memulai kemarin.
Kusuma sekarang 57kg. Progress 2kg dalam kurang lebih satu bulan ini. Gelap mendung hembus badai 3bulan terakhir mulai tampakkan perubahan, iya, summertime, semoga. Tapi tetap ada yang harus ditinggalkan dan dikorbankan. Lingkaran itu semakin mengerucut. Kusuma mencoba lebih tidak terlihat nyata-nya.
Permisi.. saya sibuk diperpustakaan.
Ha.Haha, Blah!
OktoberFest.
Coba untuk sendiri (*sejenak) dan mencoba menikmatinya serta berteman dengan riuh televisi. Cukup dengar parau berita saja tanpa saksikan visualnya (*terlalu menyeramkan tonton langsung tayangan televisi kini) untuk kaya akan imajinasi. Coba bertapa dalam teriak losmen pinggir pantura, ahh apa pula itu. Yang ada mungkin saya akan ditikam supir lintas propinsi karena ganggu acara saweran mereka yang habis di pinggul si Nyai. Skip.
Sighhh.. Iya, mungkin hening dan sendiri yang saya rindu. Dan itu sepertinya = sepi. Iya itu yang saya anggap jalan keluar, *maaf* maksud saya jalan baru untuk sebuah persepsi akan artian abu-abu yang saya cinta.
© 2008 - 2024 ygksm
Comments11
Join the community to add your comment. Already a deviant? Log In
anak sastra ya Mas?? hehhehehehe